Selasa, 01 April 2014

Thousand Ways for Backpacker to go to Rome, Vatican, Milano

Ini Itali kawan.. Saya memulai perjalanan Christmas holiday saya dengan menjejakan kaki di tanah Itali, tepatnya di kota Roma. Setelah perjalanan berbelas jam dari Jakarta-Kuala Lumpur-Amsterdam-dan akhirnya tiba di Roma. Lets get the party started!


Piza di Itali aslinya tipis-tipis gini, gak ada tuh yang tebel kayak di jakarte

Ini adalah makan malam saya, yang tadinya saya berniat untuk makan malam istimewa. Istimewa karena hari pertama saya tiba adalah tanggal 24 Desember, yang artinya malam natal. Mestinya saya bisa misa malam natal bersama Bapak Paus Fransiskus. Akan tetapi ketika saya terbangun dari tidur dan saya melihat tv, saya melihat beliau sedang memimpin misa dan tayangan tersebut disiarkan secara langsung. Artinya..saya kelewatan misa bersama beliau, di tanah Italia, di kota Roma, yang sangat dekat dengan Vatican.. betapa miris hati ini..hiks hiks
Makanya saya pilih makan malam yang biasa ajah, entah apa namanya lupa, yang pasti ini piza dan pasta, pakai tomat, dan La Porcheta.


Saya di depan sebuah Gereja Para Martir yang dulunya adalah tempat pemandian umum
Ini hari kedua saya di kota Roma. Dihari ini saya berniat untuk tidak melewatkan bertemu Bapak Paus Fransiskus. Meskipun kata teman saya gak ada info bahwa beliau akan memimpin misa yang pagi (kandas sudah impian saya misa dipimpin beliau), namun denger-denger katanya akan ada pemberian berkat "Urbi et Orbi" (berkat bagi kota Roma dan seluruh dunia), dan juga saya memang belum misa natal. Akhirnya saya tetap memutuskan untuk ke Vatican, misa yang dipimpin entah oleh pastor siapa dan menunggu berkat "Urbi et Orbi" dari Paus.
Owyah sekadar info bagi teman-teman, kalo ada yang mau jalan-jalan dari kota Roma ke Vatican, dan itu bertepatan pada hari natal, maka siap-siap pasang badan, pasang kaki, pasang betis..karena dihari itu hampir gak ada bis yang beroprasi. Saya yang nginepnya di daerah termini, mesti ke Vatican jalan kaki, ngabisin waktu 40menit dan pulang beli plester khusus untuk kaki lecet. What a great city Huh!!


Dalam perjalanan ke Vatican melewati tempat-tempat yang bagus untuk difoto, salah satunya hotel ini.

Di belakang saya adalah monumen pahlawan tak dikenal dibangun untuk menghormati para pejuang yang gugur di medan perang. Di sana ada api abadi yang dijaga oleh tentara secara bergantian dan tidak pernah ditinggalkan.

Setelah perjalanan 40menit lamanya, akhirnya saya sampai juga di Vatican City!

Saya memoto lapangan Basilika St. Petrus dari dalam gereja. Di bagian depan sudah ada rombongan anak muda dari Argentina yang setia menunggu Paus Fransiskus yang juga berasal dari Argentina. Mereka heboh banget nyanyi-nyanyi, panggil-panggil nama Paus Fransiskus, kibarin bendera Argentina, dan itu semua sudah dimulai bahkan sebelum jam sembilan pagi, padahal mereka tau bahwa Paus baru akan muncul saat tepat jam dua belas siang. Kalah yah nunggu konser.

I'd never imagine can touchdown earth right at this part. Enjoy these pictures, Basilica of St. Peter 


The Last Communion of Saint Jerome by Domenichino






Sculpture of Saint Ignatius Loyola


There lies Roncalli a.k.a Pope John XXIII
The famous one "Pieta" by Michael Angelo
Transfigurasi by Raphael Santi


  
Bapak-bapak petugas lagi bersiap untuk siaran "Urbi et Orbi' nanti siang 

Nanti Bapak Paus akan keluar dan memberikan berkat dari balkon itu. Masih dua jam dia akan muncul saat gambar ini diambil. 


Haloo Bapak Paus Fransiskus, ini saya datang dari Indonesia..!!
Kesan saya pertama kali ketika beliau keluar dari kamarnya adalah biasa-biasa saja. Apalagi beliau yang berbicara dalam bahasa yang saya tidak mengerti, membuat saya datar saja. Ditambah kaki yang juga udah kemeng berat karena mesti tepin tempat satu jam sebelum beliau muncul, dan itu berdiri. Jadilah saya rasanya cuek aja gitu sama doi. Tapi ketika berkat udah mau kelar, membuat tanda salib, dia udah mau masuk ke dalam kamarnya lagi, dan melambai-lambakan tangannya keseluruh penjuru basilika, gak terasa aer mata saya netes. Sungguh momen yang sangat mengharukan, ketika saya menyadari tidak semua umat Katolik di penjuru dunia memiliki kesempatan seperti saya, melihat langsung Bapak Paus Fransiskus yang rendah hati dan dicintai umat Katolik. God Bless You Pope Fransesco!!



Abis dapet berkat dari Bapak Paus Fransiskus, adem beneer..

Abis dapat misa dan dapat berkat barulah jalan-jalan disekitar Vatican

Foto nemplok sama pak polisi pake jubah kayak betmen

Pose bersama polisi Vatican "Swiss Guard"

 
Kubah Basilika St. Petrus dari belakang kota tersebut. Ukuran negara yang seperti komplek kecil itu yah bener-bener gak luas. Di kelilingin jalan kaki juga gak sampe sehari. Makanya setelah cukup puas di Vatican saya akan berlanjut ke Fontana del Trevi, fontana yang sangat terkenal dan katanya kalo lempar koin ke kolam ini bakalan balik lagi, gw aminin aja daaah..

Saya tiba di Fontana del Trevi dan itu malam hari. Yup, seperti yang saya tuliskan di atas bahwa pada hari natal hampir gak ada bis yang beroprasi, maka sungguh bis yang saya tunggu untuk ke arah termini yang melewati Fontana del Trevi gak kunjung datang. Karena kesal sudah menunggu lama, ketika ada bis lewat yang entah berapa nomernya dan kemana trayeknya saya naekin aja. Alhasil saya hanya berputar-putar di jalanan sekitar Vatican. Setelah dengan linglungnya saya turun dan ternyata kembali ke tempat pertama saya naek bis, maka saya memutuskan untuk menunggu lagi, sambil ketawa geli kayak dodol banget gitu. Setelah penantian panjang pake duduk, berdiri, jongkok, diri lagi, akhirnya tuh bis yang ditunggu dateng juga. Maka sampailah saya malam hari di Fontana del Trevi yang juga untuk kesitunya pake nyasar-nyasar juga, D'oh!

Ini adalah hari ketiga saya di kota Roma dan berada di Basilika St. Maria Maggiore. Bagi para peziarah rohani yang ke Roma gak akan melewati gereja ini untuk didatangi (keliatan dari brosur yang dibagiin sama satu tur agen terkenal selalu ada "mengunjungi Basilika St. Maria Maggiore"), tentunya gereja ini dibangun untuk menghormati Bunda Maria.




Di bawah sebuah altar gereja Katolik selalu ada relikui orang kudus, dan di bawah altar ini ada relikui Crypt of Nativity
 
The Holy Crib of the Nativity of Jesus Christ

 
 
Saya sempat mengikuti misa kudus di Basilika ini. Banyak orang juga yang datang hanya untuk sekadar melihat-lihat dan belum tentu adalah orang Katolik, tapi mereka menghargai sejarah dan kepercayaan orang lain, itu yang jarang saya lihat di kota saya tinggal.
Jreng jreng..hail to European Union, Itali, and Rome' flags

Lambang kota Roma, Romulus dan Remus sedang menyusu kepada beruang.

Dalam perjalanan menuju Colosseum saya kembali melewati monumen bagi pejuang tak dikenal, sayang kalo gak difoto lagi.

 Selamat bertugas bapak-bapak tentara

Pemandangan kota Roma dari atas monumen 





The Roman Forum

The Arch of Augustus

Horay saya sampai juga di Colosseum, tempat para gladiator diadu bertarung dengan manusia beringasan dan juga hewan. Seneng karena bisa sampai ke tempat yang terkenal di dunia, tapi miris juga karena di tempat itu nyawa manusia banyak dikorbanin hanya untuk jadi bahan tontonan untuk bangsa Romawi

Colosseum dilihat dari dalam. Banyak bagian yang sudah runtuh dan hampir gak kebayang kalo dulu itu arena tarung yg bisa ditonton banyak orang sambil dagang, makan-makan dan minum, tapi sekaligus bagian bawah bangunan itu digunakan untuk mengurung para gladiator dan hewan yang akan ditarungkan.

Seperti pahatan sambil menunggu pertarungan yang entah akan berujung pada kemenangan atau kematian

Salah satu karya seni yang di pamerkan di Colosseum. 
Jalan-jalan di Colosseum tidak memakan waktu terlalu lama karena hanya dua tingkat dari bangunan tersebut yang boleh dimasuki, praktis hanya puas-puasin mata untuk lihat saksi sejarah berupa bangunan, tulang-tulang hewan untuk tanding, karya seni, replika dari struktur bangunan tersebut dan foto berbagai pemandangan yang disajikan di dalam sana.

Saya yang hendak menuju ke Pantheon malah nyasar ke daerah ini. Daerah ini katanya daerah elit dan terkenal bagi pejabat-pejabat negara, kayak Thamrinnya Jakarta lah. Saya nemuin hotel mewah banget dan hiasan serta tata kota yang lebih elegan dari daerah-daerah yang saya temuin.

Dan saya pun nyasar lagi di daerah Campo de Fiori. Patung yang dibelakang saya ini adalah patung dari Giordano Bruno, orang yang dibakar oleh gereja sekitar tahun 1600an karena dianggap menentang dan oleh karenanya musuh gereja. Sungguh sejarah yang buruk

Horee setelah nyasar akhirnya saya nemu juga Pantheonnya. Ini dulunya kuil untuk menyembah dewa-dewa bangsa Romawi, namun sekarang sudah digunakan sebagai Basilika.

Sayangnya saya gak bisa masuk ke dalam untuk menyaksikan keindahan bangunan ini secara langsung karena sudah malam jadinya sudah tutup.

Makan malam di area Pantheon

Habis makan malam saya balik lagi ke Vatican city untuk menikmati kota pada malam hari, sambil mengunjungi benteng St. Michael
Basilika Santo Petrus dari seberang sungai

Berfoto dan berpamitan kepada kota Vatican karena besok saya sudah akan meninggalkan kota Roma dan Vatican untuk meneruskan perjalanan ke Milan.

Pagi hari terakhir di Roma untuk menuju ke Milan menggunakan kereta cepat. Perjalanan saya ke Milan hanya untuk transit dan akan diteruskan ke Luzern, Switzerland. Maka dari itu saya harus bergerak cepat untuk bisa menikmati kota Milan meskipun dalam waktu yang singkat. Berangkaaat..!

Terlihat dari layar baru tiba di Firenze kemudian Bologna barulah sampai di Milano

Ini dia saya tiba di kota Milan, bagian utara dari negara Itali. Foto ini diambil di depan Duomo di Milano.

Bagian dalam Katedral Milan

Kaca-kaca yang menggambarkan kisah-kisah dalam Kitab Suci

Piazza del Duomo. Disini berjejer toko dari brand-brand terkemuka yang saya udah tau harganya mahal banget makanya gak usah dimasukin. Tapi secara bangunan ini keren banget. Megah dengan atapnya yang tinggi dan terbuat dari kaca-kaca, serta bentuk bangunan yang khas eropa. Keren abis.

Okey it's time to go..bye bye Roma, Vatican, Milan. Thanks for bless and history that you gave to me.